Jumat, 11 Juli 2008

Lembek, so what?

Semalam saya nonton acara televisi yang biasa mengulas menit-menit menegangkan sebelum terjadinya bencana besar. Dan bisasanya di akhir acara itu juga dicari penyebab utama yang menyebabkan kecelakaan tersebut. Kali ini saya menonton tentang bencana yang dialami oleh NASA beberapa tahun yang lalu. Pesawat ulang-alik Columbia hancur berkeping-keping sebelum dapat mendarat kembali ke Bumi di dalam lapisan atmosphere yang panas. Menewaskan 7 orang astronoutnya. Sangat mengenaskan dan menyedihkan kejadiannya pada waktu itu. Sampai Presiden Bush mengumumkan ada masa berkabung untuk menghormati keberanian dan dedikasi para Astronut yang tewas saat menjalankan Misi Luar Angkasa. Mungkin ada juga yang sudah menonton acara tersebut di televisi karena seinget saya sudah ditayangkan lebih dari satu kali.
Yang membuat saya tercengang, orang lain, beserta para wartawan di dalam acara tersebut adalah bahwa yang menyebabkan kecelakaan itu adalah bongkahan gabus yang besarnya kurang lebih sebesar kotak koper kerja yang pada waktu pemberangkatan dan pemisahan antara pesawat ulang–alik dan jet peluncuran, gabus tersebut menabrak sayap ulang-alik tersebut. Walau pesawat itu masih dapat bertahan selama kurang lebih seminggu di luar angkasa namun saat ingin kembali ke bumi kerusakan itu bertambah parah saat berada di atmosphere bumi yang sangat panas suhunya. Itu hipotesa pertama yang diketahui dalam penyelidikan. Namun pimpinan dewan direksi NASA dalam rapatnya menunjukkan rasa tidak percaya sambil mengacung-ngacungkan gabus tersebut di tangannya sambil berkata, “tidak mungkin gabus seperti ini dapat merusak sayap pesawat yang akhirnya dapat mengakibatkan kecelakaan fatal yang menewaskan 7 orang awak pesawat.” Sebelum dibuktikan saya juga merasa sangat tidak percaya karena gabus tersebut tidak bedanya dengan gabus yang biasa digunakan untuk pengemasan buah, terlihat sangat ringan dan empuk.
Ya sekarang coba anda pikir sebuah pesawat yang terbuat dari bahan yang dapat menahan suhu dibawah -1000 derajat Celius sampai dengan di atas 1000 derajat Celcius. Betapa kuat badan pesawat tersebut dapat tahan dari suhu super dingin dan super panas dan juga sudah dipersiapkan untuk menerima kondisi luar angkasa. Tetapi dapat berlubang dengan bongkahan gabus yang sebenarnya empuk. Hanya saja penyelidik berpikir mungkin gabus itu melontar dengan sangat cepat menabrak maka dapat mengakibatkan sayap pesawat dapat berlobang.
Percobaanpun kemudian dilakukan untuk membenarkan hipotesa tersebut. Seorang ahli NASA membuat replika sayap pesawat ulang-alik dari bahan asli. Dan mengikuti situasi dan kondisi asli saat pesawat dengan kecepatan kurang lebih 800 km / jam melesat ke angkasa saat gabus tersebut secara tidak sengaja bembentur sayap pesawat tersebut. Percobaan pun dimulai, sebuah gabus dibentuk sedemikian rupa sesuai saat kejadian kemudian ditembakkan dengan mesin pelontar dengan kecepatan 800 km / jam mengarah kepada kemungkinan pertama tempat terjadinya benturan. Hasilnya masih belum dapat membuktikan kejadian tersebut karena gabus tersebut hanya mampu menggores sayap pesawat tidak sampai melubangi atau memungkinkan sampai bisa terjadi kejadian fatal tersebut.
NASA masih ragu apakah benar teori ini yang mengakibatkan rusaknya sayap pesawat. Setelah diselidiki lebih jauh melalui pita yang memuat kejadian yang ditemukan telempar di darat, semacam rekaman yang berada di dalam kotak hitam dalam penerbangan. Maka ditemukanlah posisi yang paling tepat di sayap pesawat saat terjadinya benturan terhadap gabus tersebut. Dan dilakukanlah percobaan kedua, yaitu menembakkan gabus dengan kecepatan 800 km/Jam di posisi yang paling tepat saat kejadian. Setiap orang yang menyaksikan situasi ini menahan nafas wa-was terhadap hasilnya dan juga sudah berkumpul para wartawan yang siap meliput untuk mencari tahu yang sebenarnya terjadi. Dalam simulasi semua peralatan direkondisi untuk benar-benar menggambarkan saat terjadinya benturan. Maka terjadilah saat yang menenggangkan jika teori ini gagal maka penyelidikkan harus mulai dari titik nol lagi. Tak disangka-sangka saat gabus tersebut ditembakkan pada posisi yang paling tepat menurut penyelidikan bahkan gabus tersebut dapat terlontar menembus sayap pesawat itu dan membuat lobang yang cukup besar. Pikir saya dengan lubang sebesar itu pesawat masih bisa bertahan di luar angkasa dalam waktu yang tidak singkat masih bagus juga, sayang NASA sebelumnya tidak mengetahui ada kerusakan pada badan pesawat saat keberangkatan.
Akhirnya terjawab sudah misteri penyebab terjadinya kecelakaan pesawat ulang-alik Colombus. Yaitu sebuah gabus yang membentur sayap pesawat. Tidak masuk akal memang awalnya kalau dipikir sebuah gabus yang lembek dan terlihat rapuh bisa melobangi permukaan badan pesawat yang terbuat dari semacam lempeng tembaga, bahan yang sangat kuat dapat menahan suhu yang super panas dan dapat menahan hambatan udara dengan kecepatan yang super cepat sampai mencapai 25,000 KM/jam. Tapi dengan dilakukan pembuktian tidak diragukan lagi hasilnya. Bukti menjawab demikian. Kalau anda yang belum menyaksikan semoga nanti beruntung acara tersebut disiarkan kembali.
Makna dari kejadian ini bagi saya yaitu cepat atau kecepatan bermakna sesuatu. Tak perduli seseorang yang masih “lembek” pada awalnya atau ada orang yang ingin memulai sesuatu tetapi merasa tidak memiliki kemampuan, masih “rapuh” dalam bidang itu. Dengan niat dan kemauan untuk mulai bergerak maka jalan akan ditemukan. Jika seseorang mau bergerak dengan cepat mempelajari apa yang bisa dipelajari dan kemudian setahap demi setahap selalu belajar meningkatkan diri pasti akan ditemukan kemajuan dalam usaha. Jika kita mau bergerak menciptakan momentum baru akan tercipta lingkaran yang berputar seperti ini, yaitu momentum menciptakan kecepatan, kecepatan menciptakan pertumbuhan yang signifikan, pertumbuhan yang signifikan jika diiringi dengan usaha untuk menjaga hasil yang sudah diperoleh menciptakan sukses besar. Dan begitu seterusnya. Saya teringat oleh sebuah judul buku yang dipinjamkan teman saya tetapi maaf saja saya lupa pengarangnya. Yaitu judulnya begini “Bukan yang besar yang menelan yang kecil, tetapi yang cepat yang memangsa yang lambat.” Saya menyukai pernyataan pengarang buku itu sampai-sampai tulisan itu saya catat walaupun saya tidak terlalu terobsesi dengan kecepatan. Baru-baru ini saya membaca ulang buku yang sudah saya baca berjudul “Pour Your Heart Into It” tulisan Howard Schultz dan Dori Jones Yang. Berkisah tentang bagaimana Howard sebagai pendiri Starbucks membangun perusahaannya dari kecil sampai menjadi perusahaan yang besar seperti sekarang. Sekarang siapa sih yang tidak tahu Starbucks. Howard mengatakan dalam bukunya, “Apabila anda melihat kesempatan seumur hidup, bergeraklah cepat.” Dan dalam melakukan ekspansi atau penambahan store tetap melakukan hal prinsip yang sama. Di lain kesempatan dia juga berkata, “Motif kami yaitu keinginan untuk tumbuh dengan cepat. Kami berangkat untuk menjadi juara, dan kecepatan adalah bagian dari persamaan. Ketika melihat ke depan, saya melihat suatu pemandangan hebat yang terlukis dengan hidup bukan kehidupan yang diam dalam warna lembut yang bisu.” Seorang lagi yang saya mau bahas kali ini adalah Jeff Bezos, anda yang sering online internet pasti tahu siapa dia. Dia adalah seorang yang berkiprah dalam bisnis Internet, yaitu pendiri Amazon.com. Pada usia 33 tahun ia sudah menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Saat itu ia sudah memiliki kekayaan 178 juta dolar Amerika. “Tumbuh besar dengan cepat”, adalah frasa yang sering dikatakannya dan akhirnya menjadi moto favoritnya. Jeff Bezos menggunakan prinsip tersebut dalam upaya untuk membangun perusahaannya hingga seperti sekarang ini. Tetapi kita juga harus berhati-hati dengan kecepatan, memang usaha yang cepat baik, tapi seperti yang sudah saya katakan kita harus selalu waspada untuk menjaga yang sudah kita peroleh jangan sampai karena terobsesi dengan pertumbuhan yang cepat malah kita lalai terhadap hal yang sepatutnya diperhatikan dan menjadi bumerang yang sangat merugikan.
Dari contoh-contoh di atas dapat saya tarik suatu kesimpulan bahwa “kecepatan” berarti sesuatu. Bahwa tidak heran sebuah gabus dapat menembus lempeng baja pesawat dengan kecepatan lontar 800 km/jam. Kecepatan membangun energi baru. Jika kita bertindak dengan gairah dan kecepatan kita akan menjadi semacam pemasok energi yang tidak ada habisnya. Membiarkan energi bersirkulasi di dalam tubuh kita dan akhirnya kita dapat selalu terlihat bersemangat dan penuh energi dalam bekerja dan itu sudah pasti dapat mempengaruhi kesuksesan dari apa yang kita lakukan. Dibanding jika kita selalu berpangku tangan menunggu kesempatan datang, pasti kita akan tampak lesu, tidak bergairah, dan tidak bersemangat, akhirnya sudah bisa ditebak apa yang akan menghampiri kita, nga lain nga bukan stress yang datang. Hal sekecil apapun jika dilakukan dengan semangat atau sepenuh hati akan mendatangkan kebaikkan untuk kita. Jika ingin memulai sesuatu, mulailah dengan pertama-tama melakukan apa yang bisa dilakukan dan cara selanjutnya biasanya ditemukan sambil jalan. Jadi bagi anda yang mau mulai, mulailah dan jadilah seperti gabus yang mampu menembus lempeng tembaga...
Selengkapnya...

Rabu, 09 Juli 2008

Manusia besi

Apa yang anda pikir ketika melihat judul manusia besi dengan ilustrasi sang “iron man” film yang baru-baru ini ditayangkan di bioskop dan digandrungi bukan hanya oleh anak-anak namun banyak orang dewasa juga suka menontonnya. Tentunya dengan sosok yang kuat, sekuat baja dengan kemampuan tempur yang didukung oleh teknologi canggih yang tiada duanya. Tony Stark yang diperankan oleh Robert Downey Jr. adalah seorang jenius perancang dan pencipta alat perang militer yang ditugaskan untuk melakukan inovasi di bidang militer, membuat senjata-senjata perang yang mematikan untuk dikembangkan terus-menerus.
Cerita punya cerita akhirnya Tony Spark malah memutuskan untuk berhenti menciptakan senjata perang dan sebagai bentuk penyesalannya telah menciptakan senjata pemusnah masal yang bukannya menghentikan perang malah semakin memperbanyak korban jiwa akibat senjata-senjata tersebut, melalui rancangannya yang tanpa direncanakan sebelumnya akibat penculikan yang terjadi terhadapnya, dia menciptakan alat berupa pakaian tempur baja yang dikenakannya sendiri yang kemudian dikenal sebagai “iron man” untuk menumpas ketidakadilan akibat perang dan juga bencana yang juga diciptakan dari senjata-senjata ciptaannya.
Bagi yang belum nonton silahkan nonton filmnya, he3.. Sebenarnya apa si arah pembicaraan ini? ko malah menceritakan film. Jujur aja idenya belum ada semua di kepala saya, tulisan ini bermula dari melihat gambar iron man sebagai gambar wallpaper di desktop komputer saya. Saat ini jari-jari saya saja sedang berhenti mengetik sambil menunggu ide yang muncul... apa ya?... Nah begini karena kita membicarakan si manusia besi. Apakah anda berpikir bahwa anda ingin menjadi manusia besi, yang kuat dan tak terkalahkan? Ya jawabannya bisa macam-macam si, he3... Kalau saya si berpikir, yang terus terang baru terpikir dari pada menjadi manusia besi lebih baik menjadi manusia yang berhati baja yang peribahasanya banyak disebut sebagai “bermental baja”. Sepakat?! He3.. Bermental baja itu dari pengalaman saya pribadi merupakan hal yang fundamental tidak melulu dibarengi oleh badan yang besar dan berotot kekar. Mahatma Gandhi pernah mengatakan “Otot mental yang dilatih akan jauh lebih kuat daripada orang yang berbadan besar maupun berotot kekar”
Dalam pekerjaan yang kita lakukan kita juga bisa menjadi seorang “super hero”, tentunya dalam hal pekerjaan, hubungan, keluarga, dan dalam bermasyarakat. Bisa saja menjadi hebat jika kita mau melatih mental kita untuk menghadapi tentangan atau menyelesaikan hambatan dalam segala hal yang kita lakukan. Berlatihlah untuk memiliki Sikap Mental yang Positif (SMP). Memang sampai sekarang saya juga belum memiliki mental yang kuat dan berpikir selalu positif. Bahkan masih lebih sering terbawa stress atau masalah dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari, ngomong jujur ni...he3. Dari pengalaman saya memang bermental kuat jauh lebih penting dan keberanian itu perlu dilatih. Kalau bisa dibeli saya rela mengeluarkan seluruh uang tabungan saya untuk membeli keberanian atau bermental baja dalam melakukan apa yang saya mau. Masalahnya sikap mental yang bagus tidak dapat dibeli tetapi bisa dilatih. Melatihnya itu butuh pengorbanan. Ketekunan dan kesabaran dalam menghadapi kendala juga faktor yang mendukung. Shakespeare pujangga lagendaris mengatakan “Hanya orang yang memiliki keberanianlah yang mampu menanggung beban pengalaman seburuk-buruknya yang bisa dialami manusia dengan bijaksana.”
Ya mari kita sama-sama berusaha untuk mengurangi ketakutan dan berani melakukan apa yang ingin dilakukan menerima setiap resiko yang mengiringi. Namun saya tahu diseberang sana... nun jauh diseberang... ada padang rumput dan taman bunga berwarna-warni yang indah menanti, ditumbuhi juga dengan pohon penuh dengan buah-buahan yang wangi dan manis, ada pemandangan asri, langit biru, dan kicauan burung pipit yang menggembirakan. Tanah perjanjian itu ada. Itu bisa kita lalui jika kita mau menyeberang dari sini kesana melewati belantara hutan penuh dengan hewan buas, semak belukar, tebing yang curam, kerikil-kerikil tajam, dan arus sungai yang deras...
Selengkapnya...

Selasa, 08 Juli 2008

Kadang menang kadang kalah

Kalau saya boleh bercerita tentang apa yang saya alami sepanjang karier saya dalam bekerja saya merasa bahwa saya pun berada di bawah rata-rata kebanyakkan orang dan tidak pernah sampai selesai dalam merintis apa yang saya pilih. Mungkin saya pernah cerita sebelumnya bahwa saya sudah 3 kali menjalankan usaha yang berbeda namun semuanya gagal. Terus apa yang saya lakukan setelah itu, saya hanya menulis untuk menghibur diri, mengisi waktu, dan melakukan pembelaan?! Tentu saja tidak.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan menang atau kalah. Janganlah dahulu menghakimi bahwa kalah itu jelek, ketidakmampuan itu adalah jelek. Orang bijak berkata bahwa kita belum tentu benar selamanya. Di dunia yang terus menerus berubah ini mungkin tidak mustahil yang dahulu dianggap benar kemudian dapat dibuktikan menjadi salah konsep juga. Jika saja tidak ada penghakiman antara yang lebih bagus dan yang lebih jelek mungkin tidak ada orang yang sedang mengasihani diri karena nasib buruknya. Menang dan kalah itu adalah hukum alam. Kalau ada yang menang pasti ada yang kalah.
Baru-baru ini piala Euro berlangsung, yang tampil di Final adalah kesebelasan Spanyol dan Jerman yang dimenangi akhirnya oleh Spanyol dengan skor 1-0. Maaf saja bagi pendukung Jerman pasti kecewa oleh hasil akhirnya. Dan selamat bagi pendukung Spanyol yang menang, apalagi yang ikut pasang taruhan, hehehe… ok2.. kita lanjutkan lagi topiknya, kedua tim sebelumnya sudah mempersiapkan secara maksimal untuk melakukan yang terbaik. Tiap-tiap orang di kedua kesebelasan sudah berlatih dengan keras dan mungkin juga sudah berdoa memohon yang terbaik dari Yang Maha Kuasa menurut kepercayaan mereka. Sekarang pertanyaannya jika setiap orang sudah berdoa untuk menang dan memohon pertolongan Tuhannya. Apakah doanya didengar oleh Tuhan. Pasti didengar tapi Tuhannya juga sedikit bingung, Dia Tuhan berpikir, “Ini kedua tim sudah berlatih dan berusaha dengan keras dengan disiplin yang kuat dan juga sudah tekun berdoa setiap hari kepadaKu agar akhirnya dapat menjadi juara piala Eropa, mana yang harus Aku bantu ya untuk menang?”, Apakah dialog batin Tuhan yang seperti di atas benar-benar terjadi menurut anda? Hahaha… Lucu juga ya kalau seperti itu. Saya jadi teringat akan sebuah buku berjudul The Alchemist karangan Paulo Coelho. Menurut saya buku itu sangat bagus dan banyak hal filosofis yang sangat bermakna. Saya sangat menikmati membaca novel tersebut. Salah satu adegan dilatarbelangkangi oleh padang pasir jalan menuju ke Mesir dan situasinya masih sering terjadi perang antar suku di padang gurun itu. Dalam perjalanan itu sebuah dialog terjadi di sebuah oasis atau tempat salah satu penduduk bermukim sebelum melanjutkan perjalan kembali menuju Mesir. Seorang pimpinan caravan atau perjalanan memanggil semua anggota rombongannya dan berkata, “Kita tidak tahu kapan perang akan berakhir, jadi kita tidak bisa meneruskan perjalanan,” katanya. “Perang ini bisa berlangsung lama bahkan bertahun-tahun. Kedua belah pihak sama-sama kuat, dan perang ini sama pentingnya bagi mereka. Ini bukan perang antara kebaikan melawan kejahatan. Ini perang antara kekuatan-kekuatan yang hendak menyeimbangkan kekuasaan, dan perang seperti ini berlangsung lebih lama daripada jenis lainnya, sebab Allah berpihak pada kedua-duanya.”
Makna yang saya ambil adalah Tuhan tidak memihak kelompok ini atau kelompok itu, tim ini atau tim itu. Tuhan memihak keduanya jika percaya kepadaNya. Tuhan sudah memberikan hasil yang terbaik untuk keduanya. Jika yang kalahpun mau instropeksi dan mengevalusasi makna dan manfaat apa yang sebenarnya dikandung dalam kekalahan. Yang menang pun juga perlu instropeksi dan mengevaluasi makna dari kemenangan yang diperoleh. Semuanya demi kehidupan yang lebih baik. Sebab Tuhan itu adil. Kalah atau menang adalah apa adanya seperti itu. Ada yang bersukacita dan gembira karena menang ada yang sedih dan menangis karena kalah. Sudah seperti hukum alam ada pagi dan malam, ada hujan ada cerah, ada panas ada dingin. Hal-hal itu akan datang silih berganti seperti roda berputar.
Hidup itu adalah proses, hidup itu bukan sekedar menang atau hidup itu bukan sekedar kalah. Hidup adalah kedua-duanya ya menang ya kalah. Hidup adalah kehidupan itu sendiri itu merupakan suatu keseluruhan paket. Yang penting kita menerima segalasesuatunya dengan tulus dan ikhlas. Niscaya dengan tetap berusaha, berdoa, dan mengucap syukur semuanya memberikan kepuasan dalam hidup.
Selengkapnya...

Minggu, 06 Juli 2008

Sebuah saluran yang dilupakan

Apa yang kira2 terpikirkan kalau saya menyebutkan saluran? Mungkin bisa sebuah media yang menyalurkan sesuatu, kalau saya langsung terpikirkan pipa pralon jika ditanya demikian,he3. Ya saluran itu si bisa macam-macam bentuknya dari saluran air ke keran, saluran pembuangan, kabel sebagai media aliran listrik. Dan mungkin banyak lainnya… Oh ya udara juga bisa menjadi saluran media melalui satelit atau sinyal… Ya banyak medianya si, tergantung keperluannya apa. Namun ada suatu saluran yang kebanyakkan orang lupakan, yaitu anda sendiri. Anda merupakan sebuah saluran. Saluran itu tercipta tepat pada jam dan hari dimana anda dilahirkan. Maksudnya ketika anda lahir, anda menjadi suatu media bagi yang Maha Kuasa. Percayakah kita bahwa Tuhan menginginkan yang terbaik yang terjadi di dunia ini dan bagi umatnya.
Apapun kepercayaan atau agama anda, bisa anda jawab sendiri perihal pernyataan di atas. Maaf sebelumnya saya sekali lagi tidak bermaksud membawa doktrin atau mengajari tentang agama. Yang saya percayai adalah bahwa Tuhan atau Yang Maha Kuasa menginginkan yang terbaik untuk manusia dan kehidupan lainnya. Alam semesta adalah ciptaannya, langit, bumi, dan beserta semua isinya. Semua ini adalah perwujudan dari Kuasanya yang besar dan secara tidak langsung menginterprestasikan diriNya juga.
Tuhan menginterprestasikan melalui keajaiban-keajaiban alam. Secara tidak langsung semua adalah karya Tuhan dan Tuhan sendiri menjadi karya itu. Dia yang maha kuasa adalah sekaligus “tarian dan penarinya”, “ombak dan lautnya” dan tidak dapat dipisahkan. Atas semua kebesaran yang dapat kita umat manusia kagumi atas karya ciptaanNya.
Begitupun manusia adalah salah satu media dan saluran Tuhan yang paling mulia, Disebut-sebut sebagai perpanjangan “tangan Tuhan” untuk mewujudkan kebaikkan dan kemuliaan Dia. Apa ada cara lain untuk mewujudkan kebaikkan Tuhan? Selain melalui manusia. Saya kira tidak. Satu-satunya cara untuk mewujudkan kelimpahan dalam hal materi juga adalah melalui manusia. Sekali lagi saya kira tidak ada cara lain. Akhir kata kita semua menang, karena saya, anda, dan kita semua “menskak mat” Tuhan karena satu-satunya cara bagiNYA mengalirkan kelimpahan adalah melalui saya, anda, dan kita semua. Tidak ada jalan lain. Tidak ada cara lain. Bersukacitalah…

Selengkapnya...

Kamis, 03 Juli 2008

Layang-layang Tuhan

Pernahkah anda melihat seorang anak kecil yang sedang asik bermain layang-layang, Anak tersebut tentunya terlihat sangat menikmati aktivitas tersebut sampai tidak jarang lupa waktu untuk pulang. Atau anda yang waktu kecil hobi bermain layang-layang, pasti seru ya bahkan ada yang masih hobi ketika sudah dewasa. Ya tidak ada masalah umur si kalau dikatakan hobi. Yang jelas saya pun pernah merasakan kenikmatan bermain layangan baik yang buat diadu atapun layangan “koang” yang bagus dilihat buat hiasan langit saja dan sekadar untuk dinikmati memainkannya membiarkannya menari lengak-lenggok di atas langit biru. hehehe.
Saat bermain layangan sepenuhnya kita berusaha mengontrol layangan kita agar tidak jatuh atau jika layangan adu tidak putus oleh benang lawan. Selebihnya kita juga mengandalkan hembusan angin yang membuatnya bisa melayang. Saat bermain layang-layang pernahkah anda memperhatikan ketika layangan sudah tinggi atau memperhatikan layangan lain yang terbang bahwa sudah tidak nampak benang yang menghubungkan antara si pemain layangan tersebut dengan layangannya yang sudah lenggak-lenggok di langit. Waktu itu si karena saya main layangan adu orang bilang bahwa memakai benang hitam adalah pilihan yang lebih baik, benangnya akan lebih tidak nampak sebagai strategi untuk mengalahkan layangan lawan. Tapi warna benang apapun yang dipakai juga tidak akan tampak kalau sudah melayang tinggi. Perhatikan saja kalau anda keluar dan melihat layangan di langit seolah-olah layangan itu terbang sendiri dan yang memastikan bahwa layangan itu masih ada yang mengontrolnya terlihat bahwa terbangnya masih teratur.
Trus maksud judul di atas apa “layang-layang Tuhan”, saya melihat adanya kesamaan antara layang-layang dan seorang anak kecil yang memainkannya dengan umat manusia dengan Tuhan atau Yang Maha Kuasa. Anda bertanya, “maksudnya apa?” Sebelumnya ini merupakan hasil refleksi saya dan tidak bermaksud untuk membawa doktrin tentang agama atau apapun. Suatu hari saya merenung dan bertanya, “ketika saya masih hidup di dunia ini apa yang secara pasti menghubungkan saya dengan Tuhan secara langsung?” Lalu saya berpikir satu2nya yang mebuktikan bahwa Tuhan masih terhubung dengan saya adalah saya masih bisa bernafas dan jantung saya masih berdetak untuk memompa darah alias masih hidup,he3… Saya percaya dan tahu dengan pasti kalau saya masih hidup adalah kuasa Tuhan yang masih mengijinkan saya hidup. Apakah anda berpikir bahwa anda membuat jantung anda berdetak sendiri, fungsi organ tubuh bekerja sendiri, dari fungsi saraf, sirkulasi darah, fungsi alat pencernaan, fungsi ginjal, alat pembuangan, atau fungsi respirasi, dan regenerasi tubuh bekerja sendiri. Dan masih banyak keajaiban tubuh lainnya untuk membuat kita tetap hidup yang bekerja secara otomatis yang tidak dapat saya jelaskan satu-persatu. Maklum bukan dokter, hahaha… Apakah anda harus berkata kepada organ-organ anda “hei jantung berdetak dan pompalah darah!, hei saluran pencernaan gemburkan makanan dan seraplah nutrisi yang terkandung didalamnya!, hei sel-sel tubuh lama matilah dan regenerasikan dengan yang baru!, hei darah bersirkulasilah dengan lancar ke seluruh bagian tubuh!, hei kedua ginjal saringlah cairan yang masuk dan buanglah kotoran melalui saluran kemih!” tentu tidak harus begitu bukan, bener2 hal yang melelahkan kalau memang harus begitu, hehehe…
Anda harus sadar dan tahu bahwa semua hal itu terjadi karena kuasa Tuhan mengerjakan semua keajaiban itu. Pertanyaannya siapa lagi kalau bukan Tuhan? Sama seperti layang-layang dan anak kecil. Manusia dan Tuhan juga dihubungkan dengan benang yang tak kasat mata yang memastikan fungsi tubuh kita terkontrol dengan sempurna. Benang itu ada, penghubung itu ada tapi tak terlihat oleh mata kita namun selama kita masih hidup kita harus yakin bahwa Tuhan masih memegang erat tali atau benangnya. Dia yang Maha Kuasa masih memperhatikan, mengamati, melihat, dan turut campur tangan terhadap keberadaan kita di bumi ini. Saat masalah datang dan menerpa kita bukan hanya dia membuat keajaiban melalui fungsi tubuh kita, Dia juga memastikan kita baik-baik saja saat terombang-ambing oleh masalah yang menerpa kita. TanganNya tetap memegang dan menjaga kita saat kita kena hembusan angin besar “masalah kehidupan” agar tidak putus atau jatuh.
Sekarang kita mulai bisa memutuskan untuk berterimakasih manakala kita masih bisa bangun dari tempat tidur setiap harinya karena Tuhan masih memegang tali itu dan memberikan kita kesempatan untuk hidup. Mengucap syukurlah setiap harinya, selama kita masih hidup, Dia Tuhan masih memegang erat tali, menjaganya, dan tidak akan melepaskannya, karena kita adalah “layang-layang Tuhan”…. Semoga ini dapat menyejukkan hati kita semua…

Selengkapnya...

Selasa, 01 Juli 2008

"Begitulah..."

“Begitulah..., baik...” adalah dua kata yang sering kita terima ketika sedang menanyakan kabar seorang teman ataupun dengan seseorang yang sudah lama tidak berjumpa. “Bagaimana kabar usaha kamu, masih jalan?, tanya anda, “ya begitulah..” jawab teman anda. Jawaban tidak puas tersirat dari nada teman anda. Sebenarnya baik jawaban; begitulah, baik, luar biasa, dahsyat, ataupun buruk. Semuanya adalah merupakan sebuah jawaban atas kehidupan yang anda alami. Itu “judul”nya adalah kehidupan anda.
Tidak perlu berkecil hati terhadap apa yang anda alami, kehidupan adalah merupakan sebuah proses, kadang memang tidak semua seperti yang kita ingini. Bahkan anda berkata, “banyakan sih diluar yang kita ingini yang terjadi”. Ya ya... saya menyetujui ucapan anda. Memang seandainya banyakan yang tidak kita ingini kenapa? “Ya itu masalahlah”, anda berkata. Memang itu merupakan masalah tapi “begitulah” kehidupan. Jadi sebenarnya ga ada yang salah, tinggal anda jalani prosesnya saja.

Kehidupan yang anda sekarang jalani adalah “judul” anda, kalau anda nga suka rubah dong judulnya. “Ngomong gampang, praktik susah”, anda mengomel. Kalau anda mengomel jalani saja kehidupan anda sekarang dengan tulus ikhlas. “Lho kenapa?, anda menyela, kalau gue higup susah apa yang bisa gue jalani dengan ikhlas.” Saya ingatkan hidup anda sekali lagi, sekali lagi saya tekankan, itu “judul” anda ibarat anda memerankan sebuah film yang anda pilih dan anda membenci sendiri tokoh yang memerankan film, itu kan konyol.
Setiap orang diciptakan memang membawa “begitulah”nya masing2 dari atas sana, karena tidak ada orang yang dilahirkan sama. Ibarat gambar bunga2 pada ilustrasi, berbeda-beda bukan warna dan keindahannya. “Judul” anda ya judul anda, “warna” bunga matahari ya warna bunga matahari yang kuning cerah. Ya begitulah hidup anda. Itu namanya misteri kehidupan. Makna dan maksudnya sering terselubung, tidak semua bisa terjawab. Justru kita harus bersyukur telah diberi kesempatan dan menjalani “begitulah”nya kita, artinya kita menjalani peran yang berbeda dengan yang orang lain miliki. Karena Tuhan begitu sempurna menciptakan makhluknya jadi tidak ada kesalahan sama sekali, itu yang saya amini, bagaimana dengan anda?...
Selengkapnya...

Senin, 30 Juni 2008

Kegagalan demi kegagalan

Warning!, jangan dibaca bila anda bukan orang yang sedang gagal!... Gagal lagi gagal lagi, kegagalan demi kegagalan memang tidak enak rasanya. Anda pernah merasakan hal tersebut. Kalau begitu kita memiliki kesamaan yang bisa membuat sakit kepala, leher tegang, perut melilit bahkan kematian kalau anda stress trus menerus meratapi nasib karena umur anda menjadi pendek. Apa ada makna dibalik semua ini. Saya bahkan berkata “Kenapa Tuhan tidak memberi titik terang. Kenapa aku dihadapkan dengan ketakutan ini. Takut mengerjakan apapun dan takut tidak bisa menghadapi masa depan yang semua menjadi samar2”. Loh kenapa jadi saya yang berkeluh kesah sekarang, sori dalam keadaan seperti ini saya cenderung menjadi sentimentil.. hehehe... Trus mau apa lagi kalau gagal seperti ini, apa ada jalan keluar?!
Jawabannya pasti ada!!!. Namun anda berkata “sudah berbagai macam nasihat saya telan dari buku-buku pembangkit motivasi, dari seminar2 kesuksesan.” Namun anda berteriak “apa hasilnya buat saya!!!, saya mencoba namun gagal terus-terusan, diperhadapkan dengan masalah yang sama lagi sama lagi, saya sudah mencoba usaha ini usaha itu namun belum kunjung kelihatan cahaya terangnya, di mana tepatnya saya harus bertampuk?!”. Benar sedikit lagi anda hampir sekarat, sekarat karena sudah merasa tidak kuat kalau harus seperti ini trus.
Anda bertanya saya, jadi bagaimana?! Saya menjawab, saya juga tidak tahu!!! dengan tanda seru yang lebih banyak dari anda, hahaha... Karena saya mengalami masalah seperti yang anda alami sekarang. Namun begini saya berkata. Ini kehidupan bung, yang namanya hidup jika anda mau maju pasti anda akan diperhadapkan dengan kegagalan. Karena anda punya keinginan untuk maju. Berusaha dan berusaha dan berusaha trus gagal. Sebenarnya jika direnungkan kegagalan adalah suatu pertanda positif dari diri anda karena anda mau bergerak maju. Sekarang jika kita tidak berspekulasi, tidak terpikir untuk memajukan diri, menerima yang biasa saja. Apakah kegagalannya sesakit yang anda rasakan?. Karena Anda berbeda, anda unik. Itu jawabannya. Yang saya tahu itu...
Mari sama-sama kita trus menjalani hidup sekarang khususnya kalau anda mengalami masalah itu, anda punya seorang teman yaitu saya. Tapi kita tidak bisa trus-trusan hidup dalam “kubangan lumpur” seperti itu. Nasihat klise yang banyak diberikan yaitu tetap berdoa, berusaha, dan mengucap syukur sajalah. Apa ada cara lain, saya kira tidak. Saya pun sekarang tetap berdoa, berusaha, dan mengucap syukur. Di akhir tulisan ini saya berkata, semoga kita menemui jalan keluar...
Selengkapnya...