Senin, 30 Juni 2008

Kegagalan demi kegagalan

Warning!, jangan dibaca bila anda bukan orang yang sedang gagal!... Gagal lagi gagal lagi, kegagalan demi kegagalan memang tidak enak rasanya. Anda pernah merasakan hal tersebut. Kalau begitu kita memiliki kesamaan yang bisa membuat sakit kepala, leher tegang, perut melilit bahkan kematian kalau anda stress trus menerus meratapi nasib karena umur anda menjadi pendek. Apa ada makna dibalik semua ini. Saya bahkan berkata “Kenapa Tuhan tidak memberi titik terang. Kenapa aku dihadapkan dengan ketakutan ini. Takut mengerjakan apapun dan takut tidak bisa menghadapi masa depan yang semua menjadi samar2”. Loh kenapa jadi saya yang berkeluh kesah sekarang, sori dalam keadaan seperti ini saya cenderung menjadi sentimentil.. hehehe... Trus mau apa lagi kalau gagal seperti ini, apa ada jalan keluar?!
Jawabannya pasti ada!!!. Namun anda berkata “sudah berbagai macam nasihat saya telan dari buku-buku pembangkit motivasi, dari seminar2 kesuksesan.” Namun anda berteriak “apa hasilnya buat saya!!!, saya mencoba namun gagal terus-terusan, diperhadapkan dengan masalah yang sama lagi sama lagi, saya sudah mencoba usaha ini usaha itu namun belum kunjung kelihatan cahaya terangnya, di mana tepatnya saya harus bertampuk?!”. Benar sedikit lagi anda hampir sekarat, sekarat karena sudah merasa tidak kuat kalau harus seperti ini trus.
Anda bertanya saya, jadi bagaimana?! Saya menjawab, saya juga tidak tahu!!! dengan tanda seru yang lebih banyak dari anda, hahaha... Karena saya mengalami masalah seperti yang anda alami sekarang. Namun begini saya berkata. Ini kehidupan bung, yang namanya hidup jika anda mau maju pasti anda akan diperhadapkan dengan kegagalan. Karena anda punya keinginan untuk maju. Berusaha dan berusaha dan berusaha trus gagal. Sebenarnya jika direnungkan kegagalan adalah suatu pertanda positif dari diri anda karena anda mau bergerak maju. Sekarang jika kita tidak berspekulasi, tidak terpikir untuk memajukan diri, menerima yang biasa saja. Apakah kegagalannya sesakit yang anda rasakan?. Karena Anda berbeda, anda unik. Itu jawabannya. Yang saya tahu itu...
Mari sama-sama kita trus menjalani hidup sekarang khususnya kalau anda mengalami masalah itu, anda punya seorang teman yaitu saya. Tapi kita tidak bisa trus-trusan hidup dalam “kubangan lumpur” seperti itu. Nasihat klise yang banyak diberikan yaitu tetap berdoa, berusaha, dan mengucap syukur sajalah. Apa ada cara lain, saya kira tidak. Saya pun sekarang tetap berdoa, berusaha, dan mengucap syukur. Di akhir tulisan ini saya berkata, semoga kita menemui jalan keluar...
Selengkapnya...

Minggu, 08 Juni 2008

Keinginan baik...

Anda pernah mendengar atau melihat tentang simbol yin dan yang, dimana secara sederhana dapat dijelaskan tentang sifat maskulin dan feminim, hitam dan putih, dan bisa juga baik dan buruk. Dan perhatikanlah symbol tersebut bahwa dibagian yang hitam terdapat titik berwarna putih, sebaliknya dibagian putih terdapat titik berwarna hitam. Hal itu juga seringkali dijelaskan di dalam jiwa maskulin juga terdapat sedikit jiwa yang feminim begitu juga dengan sebaliknya. Dan apa kaitan judul di atas dengan penjelasan tentang symbol Yin dan Yang tersebut. Sebenarnya saya ingin mengajak anda semua untuk berpikir lebih baik kepada orang di sekitar kita. Sama halnya dengan symbol tersebut, sesuatu yang hitam sebagai analogi yang buruk terdapat setitik kebaikan begitu juga dengan sebaliknya. Namun setitik kebaikan tersebut juga berpotensi menjadi kebaikan yang dapat menyejukan hati bagi orang yang membutuhkannya.
Mengapa saya mengulas topik tersebut? berangkat dari pengalaman saya, ini dikarenakan ada saat-saat di mana saya pernah mengalami kesulitan dan setiap orang atau keadaan tidak pernah terlihat untuk mendukung saya. Saat masa-masa sulit dan depresi karena masalah tersebut saya merasa sendiri, dan apa yang saya lakukan semuanya menjadi tidak sesuai dengan keinginan saya. Rasanya keadaan atau lingkungan bersekokongkol untuk membiarkan saya dalam kesulitan. Senantisa saya mencoba dan terus mencoba, alhasil saya tetap saja gagal. Hal tersebut berlaku di dalam bisnis, pekerjaan, kuliah, kehidupan cinta, dan banyak hal lain.
Saat saya sedang mengerjakan tulisan ini, jujur saja yang menjadi masalah saya yang terutama adalah kehidupan cinta saya. Sebagai anak muda yang idealnya ingin merasakan manisnya cinta, saat ini saya sering dilanda perasaan kecewa terhadap seseorang yang saya sukai. Semakin keras saya mencoba semakin jauh hasilnya dari yang diharapkan. Patah hati beberapa kali ditolak sang gadis. Jatuh cinta kemudian patah hati benar-benar memakan perasaan.
Pernah terjadi suatu ketika dimana saya merasa benci dengan teman-teman wanita, saya menganggap bahwa perempuan adalah sosok yang angkuh, sombong, penuh dengan gengsi, dan munafik. Tetapi pikiran tersebut cepat-cepat saya singkirkan. Betapa bahayanya jika saya menerima dan membiarkan saja pernyataan seperti itu di dalam diri saya sendiri. Saya tahu hal tersebut adalah efek dari sulitnya meraih cinta yang diharapkan dan seringkali kecewa. Walaupun kehidupan cinta saya hasilnya tidak sesuai dengan mimpi manis, indah, dan penuh dengan kisah romantis yang kerap diharapkan anak muda. Hal tersebut yang membuat saya berpikir bahwa masih adakah cinta di dunia ini. Lalu saya membagi-bagi cinta berdasarkan objeknya. Cinta terhadap keluarga, saudara, teman, kekasih, tetangga, dan lingkungan sosial lainnya. Saya memperhatikan bahwa secara naluriah orang-orang di sekitar kita sebenarnya memiliki sifat yang baik dan mendukung walaupun memang intensitasnya tidak sama satu dengan yang lainnya. Seperti symbol Yin dan Yang, dibagian yang hitam terdapat titik berwarna putih. Seburuk-buruknya sifat orang juga disana terdapat kebaikan.
Lantas anda bertanya bagaimana dengan acara-acara di televisi yang banyak mempertotonkan kekerasan dan ketidakwarasan sifat manusia. Bukankah di jaman ini orang sudah menjadi gila dan sadis. Memang banyak sekali acara-acara tersebut yang kasusnya dibeberkan dan diliput dengan lengkap. Menarik dan seru untuk ditonton bagi beberapa orang. Tapi saya tidak suka karena hanya menambahkan pikiran jelek tentang orang lain dan menambahkan rasa cemas dan was-was yang tidak perlu. Anda coba pikirkan, acara tersebut dikemas untuk keperluan komersial atau keuntungan karena acara tersebut menyedot banyak penonton. Yang dipertontonkan cuma sifat jelek orang yang menegaskan banyak orang jahat tetapi bukan mempertontonkan kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang. Saya pikir sangat banyak kebaikan yang tidak diliput di media. Dan jika kebaikan diakumulasi masih akan jauh lebih banyak kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang jika berusaha diliput dan disiarkan di televisi. Saya katakan jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan yang buruk. Sayangnya kebaikan-kebaikan yang dilakukan tidak diliput dan disiarkan!
Jika kita berbicara tentang kebaikan, mungkin anda pernah merasakan kebaikan naluriah yang tidak anda sadari, bayangkan saat anda sedang menonton kuis misalnya “kuis siapa berani” atau “who wants to be millionare”. Saat itu anda tidak punya hubungan apa-apa dengan orang tersebut tetapi anda ikut merasakan ketegangannya dan mengharapkan orang tersebut tidak melakukan kesalahan dalam menjawab sehingga dapat memperoleh uang yang diharapkan. Anda mendukung dalam hati agar orang tersebut tidak kalah. Bukankah itu sudah menunjukkan kebaikan spontan. Salah satu acara televisi yang bagus menurut saya juga memperlihatkan hal serupa seperti acara reality show “tolong” besutan Helmy Yahya sebagai produser. Dimana diperlihatkan masih banyak orang yang peduli untuk sesamanya walaupun diri sendiripun bisa dibilang kekurangan. Banyak juga dermawan-dermawati lain yang tidak diekspos memberikan bantuan untuk panti-panti sosial atau korban-korban bencana.
Jika anda berusaha dengan jeli untuk melihat kebaikan atau cinta disekitar anda akan ada seabrek kebaikan yang bisa terlihat. Entah itu yang berasal dari keluarga, sahabat, teman-teman, orang asing, dan lainnya.
Barangsiapa yang merasa hidupnya sedang berada dibawah, sibuk meratapi diri sendiri karena merasa tidak mendapat dukungan lingkungan, duduk dalam kesendirian, dan berprasangka buruk terhadap diri sendiri dan orang sekitar. Daripada melakukan itu renungkanlah kebaikkan yang masih tersedia di sekitar bila saja kita mau membuka mata kita lebar-lebar dan mempersiapkan hati kita untuk menerimanya. Kita akan cukup mendapat dukungan bila kitapun bersedia menerima dukungan.
Jangan berprasangka buruk terhadap orang lain dan lihatlah selalu sisi yang positif dari orang lain. Ingatlah tentang perumpamaan Yin dan Yang. Tetapi sekali lagi, kita akan mendapatkan dukungan bila kita memang pantas mendapatkannya dan percaya kita dapat menerimanya. Kontestan acara televisi “Indonesian Idol” membuktikannya. Saya yakin pemenang pertamanya adalah orang yang merasa pantas untuk menang juga merasa layak dan percaya untuk mendapatkan dukungan. Maka dari itu orang lain yang mendukungnya rela mengirimkan SMS banyak-banyak walaupun mahal.
Saya mengajak anda untuk berpikir bahwa orang-orang sekitar sesungguhnya selalu menyambut dan selalu siap untuk membantu anda dalam situasi apapun bila anda percaya anda pantas mendapatkan bantuan dan memintanya dengan baik.
Keyakinan diripun sebenarnya dapat menarik dukungan secara otomatis. Banyak kejadian dimana orang yang membutuhkan bantuan disertai dengan itikad yang baik cepat mendapatkan dukungan. Dalam aspek apapun dalam kehidupan kita sesungguhnya kebaikan selalu tersedia bagi kita.
Kunci pertama dari itu adalah percaya kebaikan ada dimana-mana. Karena memang demikianlah keadaannya. Dan sekarang anda perlu berpikir bahwa seolah-olah dunia “bersekokongkol” untuk membantu anda dan menjadikan semuanya berjalan lancar. Bukankah itu menyenangkan?!
Selengkapnya...

Jumat, 06 Juni 2008

Jatuh Cinta dengan Diri Sendiri

Seringkali yang menjadi masalah dalam hidup ini bukanlah kurangnya cinta orang lain terhadap diri kita melainkan kurangnya cinta kita terhadap diri sendiri. Kurangnya kita menghargai diri kita sendiri sangat terlihat dari bagaimana kita memperlakukan diri. Sedangkan sahabat dan pribadi yang selalu menemani kita dengan setia adalah diri sendiri. Tubuh, pikiran, dan jiwa adalah pribadi-pribadi yang tidak terpisahkan.
Tubuh mengijinkan kita untuk melakukan apapun yang kita inginkan walaupun kita terkadang terlalu memaksakan kinerjanya. Pikiran kita gunakan untuk memproses segala sesuatu yang berkaitan dengan logika, nalar, dan bawah sadar, dengan mesinnya otak manusia yang luar biasa. Jiwa ini ada yang memungkinkan kita eksis sebagai Roh dalam wujud manusia untuk merayakan kehidupan; keindahan dan kebahagiaannya yang dapat kita rengguk. Apakah terdengar menyenangkan, ya itu pasti.
Sesungguhnya pribadi tiga dalam satu itulah satu-satunya sahabat kita yang paling mengerti diri kita. Maka kita harus selalu menghormati diri kita, senantiasa hargai diri sendiri dan ucapkan terima kasih atas jasa yang telah dilakukannya dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Saat ini saya sedang sendiri menulis tulisan ini. Saya berpikir bahwa saya merasa sepi sekarang tetapi jika saya mencoba menyelami diri lebih dalam, saya tidak sendiri, saya sedang berada dengan diri saya yang sedang menemani saya dengan setia membuat tulisan ini. Dan saya berterima kasih karenanya.
Sebelum kita bisa berpikir bahwa kita bisa memberikan perhatian dan cinta dalam bentuk apapun terhadap orang lain, tanyalah kepada diri sendiri apakah saya sudah melakukan yang terbaik untuk diri saya sendiri, karena kita sebagai manusia terkadang mengharapkan balasan. Bagi orang yang tulus, itu sudah baik, namun bagi yang mengharapkan balasan perhatian dan cinta, apalagi memang tidak terbalas hal tersebut akan mendatangkan sakit hati dan kekecewaan yang mendalam.
Oleh karena itu saya berusaha menegaskan kalau ingin mengharapkan cinta pertama-tama cintailah dirimu sendiri sebagai aspek dan sekaligus sahabat yang pertama kali dapat kita hargai kontribusinya dan anda tidak akan pernah kecewa karenanya. Karena jika kita meniliknya lebih dalam memang diri sendirilah yang paling berjasa di dalam meniti kehidupan.
Lakukan yang terbaik untuk diri sendiri maka kamu akan membantunya dan kesuksesan tidak bisa dihindari. Ucapkan terima kasih setiap saat atas apa yang dilakukannya untukmu. Orang yang bisa menghargai, menyayangi, dan mencintai dirinya sendiri adalah juga orang yang bisa mencintai orang lain dengan tulus.

Selengkapnya...

Rabu, 04 Juni 2008

Yang manis tidak akan terasa manis tanpa yang pahit

Apakah anda pernah mendengar kutipan tersebut? Saya mendengarnya dari sebuah film “Vanilla Sky” yang dibintangi Tom Cruise. Kata-kata itu sangat mengena dan menyejukan sekali di hati. Apakah anda pernah berpikir bahwa suatu hal tidak mungkin ada tanpa ada lawannya. Hal-hal yang berkaitan dengan kata sifat dan kejadian adalah hal yang bersifat dualitas atau dua sisi dan bukan merupakan sesuatu yang absolut atau tunggal.
Misalnya dapat anda bayangkan orang yang sudah hidup sangat kaya sejak kecil dan kehidupannya sangat berlimpah. Apakah mereka pernah merasa kaya dalam konteks itu? Tentu tidak bagi mereka kekayaan itu biasa-biasa saja karena dari kecil sudah kaya berbeda dengan orang yang pernah hidup susah dan sangat miskin kemudian menjadi kaya. Justru kekayaan dalam hidup mereka menjadi lebih berarti dan sangat terasa maknanya.
Dan banyak sekali hal-hal terkait dengan topik di atas. Seperti drama-drama kehidupan yang saya utarakan di bagian pendahuluan. Senantiasa hal tersebut menjadi utuh dan esensinya akan lebih terasa kalau ada lawannya; kecewa-puas, manis-pahit, kaya-miskin, bahagia-sedih, dan masih banyak lainnya. Hanya kita perlu menyikapi sisi-sisi yang tidak kita suka dan perlu bergerak ke arah yang kita suka.
Namun pertama sekali yang perlu kita lakukan adalah menerima setiap manis-pahit kehidupan tanpa penghakiman diri yang membuat diri kita jatuh terpuruk. Kecewa, meratapi, dan menyesali diri berlebihan adalah tidak baik. Menurut saya hal itu sah-sah saja dilakukan sebab saya juga demikian tetapi saya tidak berlarut-larut malah terkadang saya tertawa sendiri melihat hal-hal tersebut sebagai kekayaan hidup.
Bagaimanapun kita adalah manusia yang hidup dan memang dalam kehidupan segala sesuatu yang terjadi tidak semua yang kita kehendaki dapat terjadi. Dari sana kita juga dapat menerimanya sebagai alat dan pengalaman untuk introspeksi dan pembelajaran diri untuk berkembang ke arah yang kita inginkan. Sekali lagi tetap saja tidak ada garansi, ingatlah “yang manis tidak akan terasa manis tanpa yang pahit”.
Selengkapnya...