Minggu, 08 Juni 2008

Keinginan baik...

Anda pernah mendengar atau melihat tentang simbol yin dan yang, dimana secara sederhana dapat dijelaskan tentang sifat maskulin dan feminim, hitam dan putih, dan bisa juga baik dan buruk. Dan perhatikanlah symbol tersebut bahwa dibagian yang hitam terdapat titik berwarna putih, sebaliknya dibagian putih terdapat titik berwarna hitam. Hal itu juga seringkali dijelaskan di dalam jiwa maskulin juga terdapat sedikit jiwa yang feminim begitu juga dengan sebaliknya. Dan apa kaitan judul di atas dengan penjelasan tentang symbol Yin dan Yang tersebut. Sebenarnya saya ingin mengajak anda semua untuk berpikir lebih baik kepada orang di sekitar kita. Sama halnya dengan symbol tersebut, sesuatu yang hitam sebagai analogi yang buruk terdapat setitik kebaikan begitu juga dengan sebaliknya. Namun setitik kebaikan tersebut juga berpotensi menjadi kebaikan yang dapat menyejukan hati bagi orang yang membutuhkannya.
Mengapa saya mengulas topik tersebut? berangkat dari pengalaman saya, ini dikarenakan ada saat-saat di mana saya pernah mengalami kesulitan dan setiap orang atau keadaan tidak pernah terlihat untuk mendukung saya. Saat masa-masa sulit dan depresi karena masalah tersebut saya merasa sendiri, dan apa yang saya lakukan semuanya menjadi tidak sesuai dengan keinginan saya. Rasanya keadaan atau lingkungan bersekokongkol untuk membiarkan saya dalam kesulitan. Senantisa saya mencoba dan terus mencoba, alhasil saya tetap saja gagal. Hal tersebut berlaku di dalam bisnis, pekerjaan, kuliah, kehidupan cinta, dan banyak hal lain.
Saat saya sedang mengerjakan tulisan ini, jujur saja yang menjadi masalah saya yang terutama adalah kehidupan cinta saya. Sebagai anak muda yang idealnya ingin merasakan manisnya cinta, saat ini saya sering dilanda perasaan kecewa terhadap seseorang yang saya sukai. Semakin keras saya mencoba semakin jauh hasilnya dari yang diharapkan. Patah hati beberapa kali ditolak sang gadis. Jatuh cinta kemudian patah hati benar-benar memakan perasaan.
Pernah terjadi suatu ketika dimana saya merasa benci dengan teman-teman wanita, saya menganggap bahwa perempuan adalah sosok yang angkuh, sombong, penuh dengan gengsi, dan munafik. Tetapi pikiran tersebut cepat-cepat saya singkirkan. Betapa bahayanya jika saya menerima dan membiarkan saja pernyataan seperti itu di dalam diri saya sendiri. Saya tahu hal tersebut adalah efek dari sulitnya meraih cinta yang diharapkan dan seringkali kecewa. Walaupun kehidupan cinta saya hasilnya tidak sesuai dengan mimpi manis, indah, dan penuh dengan kisah romantis yang kerap diharapkan anak muda. Hal tersebut yang membuat saya berpikir bahwa masih adakah cinta di dunia ini. Lalu saya membagi-bagi cinta berdasarkan objeknya. Cinta terhadap keluarga, saudara, teman, kekasih, tetangga, dan lingkungan sosial lainnya. Saya memperhatikan bahwa secara naluriah orang-orang di sekitar kita sebenarnya memiliki sifat yang baik dan mendukung walaupun memang intensitasnya tidak sama satu dengan yang lainnya. Seperti symbol Yin dan Yang, dibagian yang hitam terdapat titik berwarna putih. Seburuk-buruknya sifat orang juga disana terdapat kebaikan.
Lantas anda bertanya bagaimana dengan acara-acara di televisi yang banyak mempertotonkan kekerasan dan ketidakwarasan sifat manusia. Bukankah di jaman ini orang sudah menjadi gila dan sadis. Memang banyak sekali acara-acara tersebut yang kasusnya dibeberkan dan diliput dengan lengkap. Menarik dan seru untuk ditonton bagi beberapa orang. Tapi saya tidak suka karena hanya menambahkan pikiran jelek tentang orang lain dan menambahkan rasa cemas dan was-was yang tidak perlu. Anda coba pikirkan, acara tersebut dikemas untuk keperluan komersial atau keuntungan karena acara tersebut menyedot banyak penonton. Yang dipertontonkan cuma sifat jelek orang yang menegaskan banyak orang jahat tetapi bukan mempertontonkan kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang. Saya pikir sangat banyak kebaikan yang tidak diliput di media. Dan jika kebaikan diakumulasi masih akan jauh lebih banyak kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang jika berusaha diliput dan disiarkan di televisi. Saya katakan jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan yang buruk. Sayangnya kebaikan-kebaikan yang dilakukan tidak diliput dan disiarkan!
Jika kita berbicara tentang kebaikan, mungkin anda pernah merasakan kebaikan naluriah yang tidak anda sadari, bayangkan saat anda sedang menonton kuis misalnya “kuis siapa berani” atau “who wants to be millionare”. Saat itu anda tidak punya hubungan apa-apa dengan orang tersebut tetapi anda ikut merasakan ketegangannya dan mengharapkan orang tersebut tidak melakukan kesalahan dalam menjawab sehingga dapat memperoleh uang yang diharapkan. Anda mendukung dalam hati agar orang tersebut tidak kalah. Bukankah itu sudah menunjukkan kebaikan spontan. Salah satu acara televisi yang bagus menurut saya juga memperlihatkan hal serupa seperti acara reality show “tolong” besutan Helmy Yahya sebagai produser. Dimana diperlihatkan masih banyak orang yang peduli untuk sesamanya walaupun diri sendiripun bisa dibilang kekurangan. Banyak juga dermawan-dermawati lain yang tidak diekspos memberikan bantuan untuk panti-panti sosial atau korban-korban bencana.
Jika anda berusaha dengan jeli untuk melihat kebaikan atau cinta disekitar anda akan ada seabrek kebaikan yang bisa terlihat. Entah itu yang berasal dari keluarga, sahabat, teman-teman, orang asing, dan lainnya.
Barangsiapa yang merasa hidupnya sedang berada dibawah, sibuk meratapi diri sendiri karena merasa tidak mendapat dukungan lingkungan, duduk dalam kesendirian, dan berprasangka buruk terhadap diri sendiri dan orang sekitar. Daripada melakukan itu renungkanlah kebaikkan yang masih tersedia di sekitar bila saja kita mau membuka mata kita lebar-lebar dan mempersiapkan hati kita untuk menerimanya. Kita akan cukup mendapat dukungan bila kitapun bersedia menerima dukungan.
Jangan berprasangka buruk terhadap orang lain dan lihatlah selalu sisi yang positif dari orang lain. Ingatlah tentang perumpamaan Yin dan Yang. Tetapi sekali lagi, kita akan mendapatkan dukungan bila kita memang pantas mendapatkannya dan percaya kita dapat menerimanya. Kontestan acara televisi “Indonesian Idol” membuktikannya. Saya yakin pemenang pertamanya adalah orang yang merasa pantas untuk menang juga merasa layak dan percaya untuk mendapatkan dukungan. Maka dari itu orang lain yang mendukungnya rela mengirimkan SMS banyak-banyak walaupun mahal.
Saya mengajak anda untuk berpikir bahwa orang-orang sekitar sesungguhnya selalu menyambut dan selalu siap untuk membantu anda dalam situasi apapun bila anda percaya anda pantas mendapatkan bantuan dan memintanya dengan baik.
Keyakinan diripun sebenarnya dapat menarik dukungan secara otomatis. Banyak kejadian dimana orang yang membutuhkan bantuan disertai dengan itikad yang baik cepat mendapatkan dukungan. Dalam aspek apapun dalam kehidupan kita sesungguhnya kebaikan selalu tersedia bagi kita.
Kunci pertama dari itu adalah percaya kebaikan ada dimana-mana. Karena memang demikianlah keadaannya. Dan sekarang anda perlu berpikir bahwa seolah-olah dunia “bersekokongkol” untuk membantu anda dan menjadikan semuanya berjalan lancar. Bukankah itu menyenangkan?!

Tidak ada komentar: